Tuesday, November 28, 2017

Pembelahan sel secara mitosis



Pembelahan Mitosis

Hai biolovers dimanapun kalian berada, kali ini ane mau bahas tentang pembelahan sel secara mitosis nih. Nah daripada kalian penasaran mending langsung aja cekidot

Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan yang terjadi pada sel tubuh. Fase mitosis merupakan fase paling pendek dari siklus sel. Pada proses ini terjadi pembagian informasi genetis kepada setiap sel hasil pembelahan. Informasi genetis yang dibagikan terlebih dahulu telah melalui proses replikasi pada interfase sehingga DNA sel hasil pembelahan mirip dengan DNA induk. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan mitosis terjadi secara tidak langsung karena melalui tahap-tahap fase pembelahan, atau dikatakan sebagai pembelahan secara tidak langsung yang melibatkan benang-benang gelendong untuk mengatur tingkah laku kromosom. Pembelahan mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama
melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Pembelahan mitosis disebut juga pembelahan biasa yang memiliki ciri-ciri antara lain:
1. pembelahan berlangsung satu kali
2. jumlah sel anak yang dihasilkan adalah dua buah
3. jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom pada induknya, yaitu 2n (diploid)
4. sifat sel anak sama dengan sifat pada induknya;
5. terjadi pada sel tubuh (sel somatik) misalnya pada jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambium
6. tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang rusak
7. melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap tersebut akan kembali ke tahap semula sehingga membentuk suatu siklus sel


Para ahli biologi telah membagi proses mitosis menjadi beberapa tahap berdasarkan ciri utama yang dapat diamati, sebagai berikut.
1) Profase, persiapan untuk pembelahan sel. Kromosom terkondensasi dan membran inti sel melebur.
2) Metafase, kromosom berada di bidang ekuator.
3) Anafase, kromosom terbagi dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
4) Telofase, akhir dari mitosis. Membran inti terbentuk dan kedua sel terpisah (sitokinesis).


Sumber :
1.         Kistinnah, I., dan Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta : PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.
2.          Firmansyah, R., dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.
3      http://www.pembelajaranku.com/2016/11/pembelahan-sel-meiosis-mitosis-fase-fase-pembelahan-meiosis-dan-mitosis-mitosis-and-meiosis.html


Wednesday, November 22, 2017

Enzim dan faktor yang mempengaruhinya



Enzim

Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang dapat mempercepat proses reaksi metabolisme atau yang biasa disebut sebagai biokatalisator. Enzim bekerja dengan mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi, jadi selama proses enzim tidak mengalami perubahan struktur kimia sedikitpun. Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata en dan zyme yang berarti sesuatu dalam ragi.
Pada dasarnya enzim terbuat dari suatu protein, namun perlu kita ketahui bahwa terdapat berbagai macam dan jenis enzim yang ada dikehidupan kita sehari-hari. Enzim ada yang tersusun atas protein saja, dan ada pula enzim yang tersusun atas bagian protein dan struktur tambahan dari bahan nonprotein. Bagian yang berupa protein disebut dengan apoenzim yang bersifat termolabil. Sementara struktur tambahan berbahan nonprotein berfungsi meningkatkan kemampuan enzim berikatan dengan substrat, struktur tersebut disebutdengan kofaktor. Terdapat dua tipe kofaktor, yakni koenzim berupa senyawa organik kompleks seperti vitamin, FADH, NADH, serta koenzin A,  dan gugus prostetik yang berupa senyawa anorganik seperti gugus Fe pada hemoglobin dan Mg pada klorofil.
Berikut merupakan beberapa teori yang menjelaskan mengenai cara kerja enzim :
1. Teori Lock and Key
Berdasarkan teori lock and key, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja kunci dan gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif, sedangkan substratnya diibaratkan sebagai gembok. Substrat memasuki sisi aktif dari enzim seperti halnya kunci memasuki gembok. Substrat tersebut kemudian diubah menjadi produk tertentu. Produk inilah yang kemudian dilepaskan dari sisi aktif enzim untuk kemudian enzim siap menerima substrat baru.
2. Teori Induced Fit
Dalam teori kecocokan terinduksi (induced fit), enzim dapat melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan antara enzim dan substrat menjadi lebih reaktif. Molekul enzim mempunyai sisi aktif tempat menempelnya substrat sehingga terbentuklah molekul kompleks enzim substrat. Pengikatan substrat menginduksi penyesuaian pada enzim sehingga meningkatkan kecocokan antara keduanya dan mendorong molekul kompleks enzim-enzim substrat ada dalam kondisi yang lebih reaktif. Saat substrat masuk ke dalam sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi melingkupinya dan membentuk kompleks. Saat produk sudah lepas dari kompleks, enzim berubah menjadi tidak aktif lagi dan menjadi bentuk yang lepas.
Karena enzim merupakan senyawa organik protein, maka sifat-sifat protein juga ada pada enzim dimana enzim bersifat termolabil atau tidak tahan terhadap panas. Enzim bekerja pada suhu optimum tertentu, ketika berada pada suhu yang terlalu rendah enzim akan bekerja secara lambat atau bahkan tidak bekerja, sedangkan ketika suhu terlalu panas maka lama kelamaan enzim akan mengalami deaminasi (kerusakan). Selain itu, enzim bekerja secara spesifik dimana satu jenis enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu saja, misalnya enzim lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, dan lain sebagainya. Enzim juga bekerja secara bolak balik, dima suatu enzim dapat mengubah substrat menjadi produk dan sebaliknya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim :
1.        Suhu
2.        Kondisi pH
3.        Konsentrasi enzim
4.        Konsentrasi substrat
5.        Aktifator dan inhibitor


Sumber :
1.      Kistinnah, I., dan Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta : PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.
2.      Firmansyah, R., dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.
3.      William, J. 2013. faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.